RIENEWS.COM – Gunung api Sinabung meletus di saat masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Karo, merayakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Karo yang ke-72 tahun, pada Jumat 6 April 2018.
Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Sinabung merilis, letusan Gunung Sinabung terjadi sekitar pukul 16.07 WIB. Letusan kali ini, mencapai ketinggian 5.000 meter.
PGA juga mencatat, letusan Sinabung selain mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom mencapai 5 kilometer. Gunung Sinabung juga meluncurkan awan panas mencapai 3,5 kilometer.
Gunung Sinabung, merupakan gunung dengan karakteristik unik. Sejak “bangkit” dari tidur lamanya, pada medio Agustus 2010, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga kini masih mengalami erupsi.
Status Gunung Sinabung tetap Awas (level IV).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Jumat sore, menyinggung kemisteriusan Gunung Sinabung.
“Gunung Sinabung menyimpan misteri, yaitu kapan gunungapi ini akan berhenti meletus,” ujar Sutopo.
KLIK: Hari Ini Hingga Besok Perayaan Kabupaten Karo ke-72 tahun
Secara ilmiah, fenomena letusan menerus Sinabung setelah lama tertidur tersebut ada hubungannya dengan rentetan gempa besar yang terjadi di zona subduksi di sekitar Pulau Sumatera.
Peneliti Matteo Lupi dan Stephen Miller dalam penelitiannya di Jurnal Solid Earth menyimpulkan bahwa gempa-gempa yang terjadi di Sumatera, yaitu Aceh 2004, Nias 2005, dan Mentawai 2010, telah memicu gempa lain di Sumatera daratan. Akibatnya tegangan (stress) yang selama ini menekan dan menyungkup dapur magma Sinabung melemah. Pelemahan pada selubung dapur magma ini menyebabkan magma bermigrasi ke atas melewati retakan-retakan baru yang terbentuk hingga akhirnya meletus.
Sebuah gunung akan berhenti meletus apabila tekanan magma sudah tidak sanggup lagi mendorong magma keluar ke permukaan bumi.
Di Gunung Sinabung, masih ada tekanan magma ini, terbukti dari adanya gempa-gempa vulkanik dalam dan dangkal di sekitar gunung serta letusan-letusan yang terus terjadi.
Fenomen inilah yang menjelaskan kenapa Gunung Sinabung terus meletus sejak 2010, dan tak juga kunjung berhenti.
Hal ini terjadi karena Sinabung sedang mencari keseimbangan baru, sehingga sangat sulit diprediksi kapan erupsi tersebut akan berakhir.
Pada 19 Februari 2018, kembali Sinabung meletus besar.
Dengan Sinabung yang terus-menerus meletus dan belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, maka upaya penanggulangan bencana, terutama proses rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) di lokasi ini mengalami tantangan tersendiri.
Pelaksanaan RR dilakukan bersamaan dan dalam masa tanggap darurat.