RIENEWS.COM – Sebanyak 2.782 warga dari 26 desa di Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengungsi setelah Gunung Ili Lewotolok alami erupsi pada Minggu pagi, 29 November 2020.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT dan BPBD Kabupaten Lembata melaporkan, sebanyak 2.782 jiwa yang berasal dari 17 Desa di Kecamatan Ile Ape, dan 9 Desa di Kecamatan Ile Ape Timur, mengungsi di enam titik.
“Adapun enam titik pengungsian tersebut berada di Kantor Bupati lama sebanyak 2.029 jiwa, Aula Ankara 32 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 jiwa, Tapolangu 228 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa dan Kantor Badan Kepegawaian Daerah sebanyak 228 jiwa,” sebut Raditya.
Baca Kumpulan Berita Erupsi Gunung Api Di Sini
Berdasarkan laporan sementara, pola pengungsian Gunung Ili Lewotolok disesuaikan seperti pola pengungsian Gunung Merapi, dengan mengutamakan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
“Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa,” kata Raditya.
Gunung Ili Lewotolok, Minggu pagi sekitar pukul 09.45 WITA, erupsi dengan melontarkan abu vulkanis setinggi ± 4.000 m di atas puncak atau ± 5.423 meter di atas permukaan laut.
Baca Berita:
Kepala BPPTKG Perkirakan Erupsi Merapi Efusif Seperti Tahun 2006