Erupsi Gunung Semeru Jadi Trending Topik, Ini Penjelasan PVMBG

Tangkapan layar dari laman magma.esdm.go.id, erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. [Foto Magma Indonesia | Rienews]

RIENEWS.COM – Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur, menjadi topik trending di linimasa, twitter, Selasa 1 Desember 2020.

Trending topik ini menyusul terjadinya aktivitas vulkanis Gunung Semeru (3.676 mdpl), secara administratif terletak di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa dinihari.

Pengamatan Rienews, informasi Semeru di twittland mendapat respons dari akun MAGMA Indonesia @id_magma terhadap tuit salah satu pengguna twitter, yang menggunggah video letusan gunung. MAGMA Indonesia @id_magma menegaskan, bahwa video letusan gunung itu bukan Gunung Semeru.

Melansir dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, di laman vsi.esdm.go.id dan magma.esdm.go.id, Selasa pukul 09.27 WIB, dijelaskan, aktivitas Gunung Semeru, berstatus Level II (Waspada), saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.

Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.

Baca Kumpulan Berita Erupsi Gunung Api Di Sini

Data pemantauan visual; selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 19-32°C. Erupsi terjadi menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak.

Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020. Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran  yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 Km ke sektor tenggara lereng. Pada 1 Desember 2020 mulai pkl. 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

Baca Berita: