“’Rencana kerja tahun 2018 misalnya, hanya bersifat sektoral dan menyentuh sebagian kecil saja dari masalah perkoperasian nasional,” kata Adri.
Memasuki tahun keempat dan kelima Pemerintahan Jokowi-JK, Adri berharap koperasi harus dikembalikan pada perannya.
Dalam hal ini, Adri ingin koperasi jadi soko guru perekonomian di Indonesia.
“’Dengan demikian, keberpihakan pemerintah nampak jelas untuk menempatkan koperasi menjadi soko guru dalam sistem perekonomian nasional,” ujarnya.
Ditegaskan Adri, koperasi wajib menguasai paling tidak tiga sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Pertama, pemenuhan perumahan rakyat melalui Koperasi Produksi Perumahan Rakyat yang akan menjalankan fungsi sebagai Koperasi Produksi Perumahan Rakyat Indonesia (KPR Indonesia) menjadi pengembang (developer) yang menyediakan perumahan terjangkau untuk rakyat.
KPR Indonesia akan menyusun peta kebutuhan perumahan rakyat dengan skala prioritas pemenuhan kebutuhan perumahan bagi rakyat berpenghasilan rendah termasuk sebaran lokasi yang mampu dijangkau oleh rakyat yang membutuhkan.
Kedua, pemenuhan pangan rakyat Indonesia melalui Koperasi Produksi Pangan Nasional (KP-Indonesia). Negara harus turut campur tangan menjaga kestabilan pasokan melalui penguasaan atas sektor yang sangat strategis ini. Penyediaan kebutuhan pangan tidak boleh diserahkan kepada orang per orang atau swasta lewat mekanisme pasar, melainkan harus diberikan hak pengelolaannya kepada bangun usaha koperasi.
Dan ketiga, Koperasi Jasa Kesehatan Indonesia (KJK-Indonesia).
“Saat ini layanan kesehatan hanya terjangkau oleh sebagian kecil masyarakat saja. Sementara mayoritas masyarakat tidak memiliki akses kepada layanan rumah sakit yang baik dan lengkap. Koperasi Jasa Kesehatan dapat mengambilalih peran tersebut dengan menyediakan fasilitas rumah sakit yang lengkap dan sangat memadai, namun dengan biaya yang sangat murah sehingga menjamin pemerataan kesempatan bagi masyarakat memperoleh layanan kesehatan,” imbuh Adri. (BAY)