“Semua harus memiliki emergency mindset, artinya cepat dalam berpikir, mengambil keputusan dan bertindak dan selalu siap kapan pun ketika dibutuhkan oleh organisasi,” kata Willem di hadapan 3.000 lebih peserta perwakilan dari 472 BPBD provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
“Jangan terpaku pada rutinitas, jadilah organisasi yang sibuk memperbaiki diri dan sibuk membuat terobosan serta tidak cepat puas atas apa yang sudah dicapai.”
Pandangan keempat yaitu organisasi yang berbasis sistem dan teknologi. Willem menyampaikan bahwa teknologi dan inovasi dibutuhkan untuk mengubah cara bekerja dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam penanggulangan bencana. Sistem dan teknologi yang dibangun harus mampu untuk menembus ego sectoral dan mendorong kinerja organisasi.
Menutup arahan kepada para peserta, Willem juga menekankan pada aspek sumber daya manusia yang terpilih, terdidik dan terlatih. Menurutnya, penguatan sumber daya manusia merupakan pilar utama BNPB dan BPBD dan harus menjadi prioritas.
“Harus ada master plan penguatan sumber daya manusia sehingga pelatihan dan penguatanya dapat dilakukan secara sistematis, bertahap, berjenjang dan terukur sesuai dengan bidang dan jabatan untuk semua level.”
Sehubungan dengan sumber daya manusia tersebut, BNPB sedang merencanakan untuk membentuk suatu akedemi yang bertujuan untuk memberikan solusi strategis dan jangka Panjang untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh dan profesional.
Sementara itu, pembukaan rakernas akan dibuka oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada malam hari. Beberapa menteri akan memberikan paparan kepada para peserta pada hari kedua di rakernas yang dihadiri juga oleh kepala dan sekretaris daerah beberapa wilayah di Indonesia. (RED)