RIENEWS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaksimalkan penanganan kedaruratan dampak gempa di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Hingga Senin 17 Januari 2021, pukul 11.11 WIB, kawasan ini masih diguncang lindu darat berkekuatan Magnitudo (M)4,2. Pusat gempa berada di darat 16 kilometer timur laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer.
Dalam penanganan warga penyintas dampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, BNPB pada Minggu 17 Januari 2021, mendistribusikan bantuan logistik dengan menggunakan helikopter.
Bantuan logistik yang didistribusikan melalui jalur udara itu berupa 270 dus mie instan, 15 dus air mineral dan 5 bal selimut, dilaporkan telah didistribusikan dari Posko Bandara Tampa Padang Mamuju ke Kantor Camat Malunda, Kantor Camat Ulumanda dan Tubosendang, Kabupaten Majene serta Kecamatan Takandeang, Kabupaten Mamuju.
“Selanjutnya pendistribusian bantuan logistik via udara akan dilakukan ke beberapa desa di Kabupaten Majene, yaitu Desa Onang Selatan, Desa Kabiran, Desa Tandeallo dan Desa Sukamuyu pada Senin (18 Januari 2021),” ujar Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Baca Berita:
Percepat Tangani Dampak Gempa Sulbar, BNPB Akan Beri Dana Stimulan Kerusakan Rumah
Optimalkan Penanganan Korban Dampak Gempa Majene
Bertempat di Kota Mamuju, Minggu 17 Januari 2021, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menggelar briefing pengaktifan desk relawan dalam penanganan darurat bencana gempa Sulawesi Barat dengan organisasi kemanusiaan (relawan).
Lilik menyampaikan tiga poin di antaranya, mengenai penjelasan desk relawan, penggunaan InaRISK untuk survei bangunan terdampak, dan laporan setiap perwakilan organisasi. Dia berharap, organisasi kemanusiaan dapat saling berkolaborasi dengan pos komando (posko) sehingga penanganan darurat di lapangan dapat berlangsung terpadu dan efektif.
Relawan merupakan kekuatan yang sangat penting dalam penanganan darurat yang berdampak seperti di Kota Mamuju maupun Kabupaten Majene. Mereka memiliki sumber daya yang menanggulangi kesenjangan maupun melengkapi kebutuhan di lapangan, misalnya evakuasi dan pencarian, transportasi logistik maupun pendampingan warga terdampak.
“Kami berharap pertemuan antar-para relawan ini dilakukan secara harian setiap harinya, pukul 16.00 WIB,” ujar Lilik.
Jumlah Korban dan Warga Penyintas
Pusat pengendali operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia, terdata hingga Minggu 17 Januari 2021, pukul 20.00 WIB, sebanyak 81 orang.
“70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majane,” kata Raditya Jati.
Dikatakannya, BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.