Sempat Dianggap Gila, Mbah Sadiman Dinobatkan Jadi Sosok Inspirasi Lingkungan

Mbah Sadiman di lokasi pohon beringin yang ia tanam sejak 1996. [Foto BNPB | Rienews]

RIENEWS.COM – Dua puluh tiga tahun lalu. Sadiman dianggap “gila” atas apa yang ia lakukan di kawasan lereng Gunung Lawu, tempat bermukimannya Sadiman. Apa yang dilakukan lelaki yang kini memasuki usia 68 tahun, menjadi inspirasi sekaligus dinikmati warga di sekitar tempatnya tinggal, Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamtan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Sejak 1996, Mbah Sadiman, panggilan akrabnya, telah mengabdikan diri sebagai pekeja senyap dalam memulihkan ekosistem di lereng Gunung Lawu.

Sebelumnya, kebakaran hebat pernah melanda desa, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanaman, dan warga kesulitan mendapatkan air.

Kira-kira kondisi seperti itu yang digambarkan oleh Sadiman.

Melihat kondisi itu, Sadiman pun tak menyerah. Sejak tahun itu, ia pergi ke kawasan lereng Gunung Lawu, menanam pohon beringin.

Simak Berita Profil Juan, Si Anak Petani Jadi Danyon

Setidaknya lahan seluas 250 hektar di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang, lereng Gunung Lawu, telah ia tanami lebih dari 11 ribu tanaman.

Ini bermula dari keresahannya akibat kerusakan lingkungan, penebangan, dan penjarahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri.

Lelaki tua itu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.

Baca Berita:

Rakor Pembangunan Danau Toba Sebagai Pariwisata Super Prioritas

Terkelin Sambut Kerja Sama PT NSES Tangani Sampah Plastik

“Dulu, saya dianggap gila. Ketika (masyarakat) yang lain menanam tanaman pangan, saya malah menanam pohon beringin. Tapi sekarang, apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk,” tutur Sadiman.