“Dengan adanya ketiga proyek yang ditawarkan tersebut, kami yakin dapat mendukung pengelolaan bandara sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara maupun Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan bagi PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan lebih baik lagi. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan strategic partnership antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi dengan para pelaku usaha, yang tidak hanya meningkatkan kinerja bisnis ke depannya tetapi juga membangun partnership yang saling menguntungkan,” jelas Nurul, dalam siaran pers, Kamis 16 September 2021.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan market sounding ini guna mendorong ketertarikan investor untuk terlibat dalam pengembangan Bandara Kualanamu dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
“Kami berharap akan ada sebuah ketertarikan dari para investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Sumatera Utara melalui potensi bisnis di kawasan Bandara Kualanamu,” jelas Muhammad Awaluddin.
Tingkatkan Kapasitas Penumpang 40 Juta/Tahun
Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menyampaikan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini Industri penerbangan di seluruh dunia mengalami kesulitan, namun strategi PT Angkasa Pura Aviasi dalam masa pandemi Covid-19 ini terus berupaya melakukan kegiatan pengembangan bisnis di Bandara Internasional Kualanamu sebagai pintu gerbang Indonesia wilayah Barat.
“Pada saat situasi pandemi Covid-19 seluruh industri penerbangan sangat terdampak, namun hal itu tidak menjadi pantang surut bagi kami selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu. Pengembangan kawasan airport city yang dapat bersinergi dengan mitra-mitra potensial,” ujar Haris.
Kedepannya, kapasitas terminal penumpang bandara Internasional Kualanamu akan di tingkatkan mencapai 40 juta penumpang per tahun, di mana saat ini di masa PPKM Level 3 (pandemi Covid 19), Bandara Kualanamu melayani penumpang sekitar 2.000-3.000 penumpang. Sedangkan masa norma melayani penumpang berkisar 9 – 11 juta penumpang pe rtahun.
Menurut Haris, pertumbuhan angkutan kargo cukup besar hal ini didukung dengan data angkutan kargo di Bandara Internasional Kualanamu dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang mencapai rata rata 50.000 ton dalam setahun.
“Indonesia memiliki demand yang besar untuk pasar e-commerce. Apalagi sebagai negara yang terdiri dari pulau-pulau, pasar ini bisa dikembangkan lagi, dengan adanya kolaborasi antara pemangku kepentingan maupun mitra usaha dalam bersama mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu nanti menjadi salah satu pergerakan ekonomi (economic driver) di Kawasan barat Indonesia khususnya di wilayah Sumatera Utara”, ujar Haris.
Kegiatan Market Sounding diikuti oleh lebih dari 110 peserta yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi, konsultan, lembaga keuangan, organisasi internasional, jasa kebandarudaraan, hotel, developer/properti, kawasan, logistik/cargo, retail, iklan, baik dari dalam dan luar negeri. (Rep-02 | Rel)