Ia menambahkan, riset bersama ini merupakan salah satu kegiatan yang dipersiapkan dalam rangka GPDRR.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra menyampaikan bahwa atas nama Pemerintah Provinsi Bali, menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan kolaborasi riset ini.
“Saya berharap proses penelitian kebencanaan ini bisa berjalan dengan baik dengan melibatkan komponen masyarakat sehingga mendapatkan policy brief yang dapat bermanfaat untuk Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat,” ujar Made Indra.
Sekda Provinsi Bali berharap para peneliti dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sehingga terhindar dari penularan Covid-19 selama riset berlangsung.
Setelah melalui proses panjang sejak peluncuran pada 12 Maret 2021, sebanyak 218 peserta telah mendaftarkan usulan proposal riset ke panitia. Dari hasil penilaian administrasi dan substansi telah didapatkan hasil 49 proposal riset dari 23 perguruan tinggi se-Indonesia. Sebagian besar perguruan tinggi berasal dari Provinsi Bali.
Riset yang terbagi ke dalam lima tema ini akan berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada Agustus hingga Oktober 2021. Tema riset di antaranya ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, kebijakan publik, kesehatan, sosial dan budaya, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Melalui riset ini, BNPB berharap seluruh peneliti dan mitra dapat berkontribusi untuk menghasilkan produk keilmuan yang tinggi seperti artikel riset, buku, kebijakan, produk inovatif dalam penyelesaian permasalahan kebencanaan, khususnya terkait pandemi Covid-19 di Provinsi Bali.
Pertemuan sehari yang bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dan Pemerintah Provinsi Bali dihadiri oleh BPBD, organisasi perangkat daerah terkait, Forum PRB Bali, SIAP SIAGA serta para peneliti dan mitra dari 23 perguruan tinggi di Indonesia yang lolos dalam kegiatan riset kebencanaan ‘Bali Kembali’. (Rep-02)