RIENEWS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah titik panas pada Senin pagi, 14 Oktober 2019, berdasarkan citra satelit modis-catalog Lapan dalam 24 jam terakhir, mencapai 1.184 titik panas. Provinsi Sumatera Selatan menjadi wilayah paling banyak titik panas.
Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Sumatera dan Kalimantan menyebabkan udara di sejumlah kota buruk dan tidak sehat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo menyatakan udara di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, pada tingkat bahaya.
“Asap akibat karhutla menyebabkan aktivitas pendidikan diliburkan. Melalui pesan digital, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang menginstruksikan kegiatan belajar mengajar di tingkat paud, TK, SD dan SMP negeri dan swasta diliburkan hingga batas yang belum ditentukan. Kegiatan belajar diliburkan sejak hari ini (Senin 14 Oktober 2019) karena asap yang mengganggu dan membahayakan masyarakat,” kata Agus dalam siaran pers yang diterima wartawan.
Baca Berita:
Bupati Karo Klaim Ada Peningkatan Penyelesaian RHP BPK
Wisatawan Nilai Pariwisata Kota Berastagi Monoton
Pantauan BNPB, kualitas udara dilihat dari indikator PM (particulate matter) 2,5, Senin pagi, di wilayah Sumatera Selatan mencapai pada tingkat berbahaya atau pada angka 921.
“Kualitas udara tersebut seiring dengan jumlah titik panas atau hotspot di wilayah (Sumatera Selatan) itu hingga mencapai 691 titik, atau tertinggi di antara wilayah lain, seperti Riau, Jambi dan beberapa wilayah Kalimantan,” katanya.