RIENEWS.COM – Aktivitas warga di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Maluku Utara (Malut) pasca gempa bumi 7,1 SR/magnitudo dan tsunami, kembali normal. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan tidak ada korban jiwa dalam bencana gempabumi 7,1 SR dan tsunami yang melanda wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara, Kamis 14 November 2019, pukul 23.17 WIB.
Data yang dihimpun BNPB, hingga Jumat siang, 15 November 2019, dua orang mengalami luka ringan dan 19 bangunan rusak dampak gempa dan tsunami.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaktifkan peringatan dini Waspada Tsunami setelah lindu 7,2 SR mengguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Peringatan dini tsunami diakhiri Jumat pukul 01.45 WIB.
BMKG pada pemuktahiran laporannya menyebutkan, adanya gelombang tsunami dengan ketinggian masing-masing 0,6 meter di Kota Ternate, Maluku Utara, pada Kamis malam pukul 23.43 WIB, dan gelombang setinggi 0,9 meter di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, dan gelombang tsunami 0,10 meter di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara pada Jumat pukul 00.08 WIB.
Baca Berita:
Polisi Cokok Pria 60 Tahun Diduga Bandar Ganja
Gempa Manado 7,1 SR, BMKG Aktifkan Peringatan Dini Tsunami
Gempa susulan yang terjadi hingga Jumat siang, tercatat 87 kali.
“Sebanyak 87 kali gempa susulan terjadi hingga pukul 11.00 WITA. Dari sejumlah gempa susulan tersebut, tujuh di antaranya dirasakan oleh warga. Menurut catatan BMKG, gempa tersebut terjadi hanya 50 Km dari kejadian gempa dengan kekuatan yang sama dan mekanisme sama pada 2014,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, Jumat 15 November 2019.
Agus dalam keterangan persnya, menyatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate mencatat 19 bangunan mengalami rusak ringan. Dengan rincian bangunan yang rusak 15 unit rumah, 3 gereja dan 1 sekolah.