RIENEWS.COM – Wabah hog cholera (virus babi) di Kabupaten Karo menyebabkan ribuan ternak babi mati. Dinas Pertanian Karo menyatakan penyebab kematian ternak babi itu disebabkan virus babi. Sementara hasil laboratorium dari Balai Veteriner Medan, hingga kini tak kunjung diterima.
Meski virus babi dinyatakan tidak berbahaya bagi manusia, Pemerintah Kabupaten kini mengopimalkan upaya penanganan dan penanggulangan atas wabah tersebut. Salah satunya meminta para peternak dan masyarakat tidak memasok ternak babi dari luar Kabupaten Karo.
Wakil Bupati Karo Cory Seriwaty Sebayang memimpin rapat membahas wabah hog cholera dan penanganannya. Dalam rapat yang dihadiri Sekda Karo Kamperas Terkelin Purba, Kadis Pertanian dan Peternakan Karo Metehsa Karokaro, terungkap bahwa wabah hog cholera terjadi di 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Salah satunya di Kabupaten Karo.
Baca Berita:
Sejak 2015 Penderita HIV/AIDS di Karo Meninggal Mencapai 39 Orang
Pembangunan Kabupaten Karo Perlu Dukungan BI dan Bank Sumut
“Kita sangat prihatin dengan musibah virus babi, melanda peternak babi. Jika dihitung-hitung kerugian mencapai miliaran rupiah. Kita harapkan Kadis Pertanian Karo bekerjasama dengan 16 kabupaten/kota lainnya agar mendesak Gubernur Sumatera Utara guna menyurati Menteri Pertanian terkait dampak dari virus babi,” kata Cory dalam rapat yang digelar di Dinas Pertanian dan Pertenakan Karo, Rabu 4 Desember 2019.
Metehsa Karokaro menyebutkan, kematian ternak babi di Kabupaten Karo disebabkan terjangkit wabah antar babi.
“Bahwasanya virus tersebut positif menjangkit antara babi ke babi. Namun tidak berbahaya bagi manusia,” katanya.