Tips Menjaga Keberlanjutan Stabilitas Ekonomi Pasca Ramadan dan Idulfitri

Ilustrasi pasar kurma. Foto EmAji/pixabay.com.

RIENEWS.COM – Bulan Ramadan tidak hanya membawa keberkahan bagi umat Islam. Datangnya bulan suci juga berdampak besar dalam bidang sosial-ekonomi. Direktur Sekolah Pascasarana Universitas Airlangga (Unair), Prof. Badri Munir SukocoIa menyebut permintaan domestik dapat meningkat sebesar 55 hingga 67,7 persen menjelang bulan Ramadan hingga Idulfitri.

Tingginya permintaan tersebut dipengaruhi dua bentuk optimisme. Pertama, optimisme perekonomian yang semakin membaik dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), peningkatan penjualan, dan lain-lain. Kedua, optimisme akhirat dimana masyarakat, khususnya kalangan muslim beramal melalui sedekah dan zakat.

“Keberadaan bulan Ramadan sangat krusial karena permintaan domestik semakin tinggi sehingga berperan dalam meningkatkan perekonomian,” ucap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair itu dalam gelar wicara Ranah Publik bertajuk “Sirkulasi Sosial Ekonomi Ramadhan 1444 H” yang diadakan Suara Muslim Radio Network, 24 Maret 2023.

Aktivitas mudik saat hari raya juga berpotensi menggerakan perekonomian daerah. Sirkulasi sosial-ekonomi menjadi wujud transformasi modal dari kota ke desa, terutama bagi pemudik yang memutuskan membuka usaha di desanya.

Tantangan Ekonomi Jelang Ramadan
Pakar manajemen strategi tersebut mengungkap tantangan ekonomi yang umum terjadi selama bulan Ramadan adalah melambungnya harga barang dan jasa atau inflasi. Perlu intervensi pemerintah dalam menghadapi inflasi dengan mengatur persediaan barang dan melakukan operasi pasar untuk menindak spekulan.

Artikel lain

Dosen Unair: Tergantung Niat, Apakah Bayar Pajak Dapat Pahala?

Begini Konstruksi Penyidikan KPK Dalam Kasus Rafael Alun

UAS Kepada Mahasiswa di Sumut, Enaklah Kalian Sekarang Punya Gubernur