Banjir Bandang di Kabupaten Madina, 13 Orang Meninggal Dunia

Dampak banjir bandang di tujuh kabupaten di Provisi Sumatera Barat terjadi sejak sore hingga malam, Kamis 11 Oktober 2018. [Foto BNPB]

RIENEWS.COM – Banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba itu pada Jumat 12 Oktober 2018, menelan 13 korban  jiwa.

Korban meninggal terbanyak terdapat di Desa Muara Saladi. Sebanyak 11 pelajar Madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang, saat jam pelajaran sedang berlangsung.

“Kejadian berlangsung mendadak. Sungai Aek Saladi tiba-tiba mengalir dengan debit besar dan membawa lumpur dan meluap sehingga menerjang madrasah. Jumlah korban hilang masih dapat berubah karena belum dapat dipastikan. Korban tertimbun lumpur dan material tembok yang roboh,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Baca Berita: Bencana Bandang Landa 7 Kabupaten di Sumbar, 3 Orang Meninggal

Dikatakan Sutopo, diperkirakan 10 orang hilang dalam kejadian bencana banjir bandang.

Banjir bandang melanda 9 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, meliputi Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal.

“Data sementara tercatat 13 orang meninggal dunia dan 10 orang hilang di Mandailing Natal,” ujar Sutopo, Sabtu 13 Oktober 2018.

Pada Sabtu pagi, korban meninggal kembali ditemukan. Korban meninggal disebutkan akibat kendaraan yang ditumpangi masuk ke sungai dan hanyut.

“Korban meninggal adalah satu orang Polri dari Polsek dan satu orang pegawai PT. Bank Sumut. Dua orang berhasil diselamatkan dari kendaraan yang hanyut,” imbuh Sutopo.

Dampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Mandailing Natal menyebabkan 17 unit rumah roboh, 5 unit rumah hanyut, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1 hingga 2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis.

“Delapan titik longsor berada di Kecamat Batang Natal,” sebut Sutopo.

Ditegaskannya, evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban masih dilakukan.

“Kondisi medan berat karena desa-desa terdampak berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau karena rusak,” kata Sutopo.

BPBD Mandailing Natal, BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana.

“Bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kabupaten Mandailing Natal  selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). Kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok dan alat berat,” imbuh Sutopo.

Sibolga dan Sumbar