Bahaya Tidur Setelah Sahur dari Sembelit hingga Stroke

Ilustrasi orang tidur. Foto geralt/pixabay.com.
Ilustrasi orang tidur. Foto geralt/pixabay.com.

RIENEWS.COM – Puasa Ramadan mempegaruhi perubahan jam makan dan jam tidur karena harus makan sahur pada dini hari untuk persiapan berpuasa. Umumnya, setelah makan sahur dilanjutkan kembali tidur.

“Aktivitas tidur setelah makan sahur memiliki dampak negatif pada tubuh,” kata Pakar Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Dede Nasrullah, .

Sebab, sistem pencernaan membutuhkan waktu setidaknya tiga jam untuk mengolah makanan hingga menjadi sari makanan. Selama tidur, hampir seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja sementara, kecuali jantung, otak, dan paru-paru sehingga makanan tidak bisa dicerna.

Ada enam penyakit yang potensial muncul apabila kebiasaan tidur setelah makan sahur dilakukan. Apa sajakah itu?

Pertama, refluks asam Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD).
Saat tertidur akan terjadi pelonggaran klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke bagian kerongkongan. Panas di dada, tenggorokan panas, mual, bersendawa, dan mulut pahit termasuk gejala yang menunjukkan refluks. Untuk mencegah kondisi tersebut, Dede menyarankan untuk menunggu setidaknya tiga jam sehingga makanan dapat diolah secara sempurna.

Kedua, penumpukan lemak.
Jika setelah makan sahur kemudian tidur, maka kalori akan tersimpan menjadi lemak. Apalagi mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak saat sahur. Penumpukan lemak bisa memicu timbulnya diabetes, obesitas, hingga kanker.

Artikel lain

Masjid Islamic Center UAD Sediakan Tempat Penitipan Anak Selama Ramadan

Menyikapi Putusan FIFA Piala Dunia U20, Erick: Kita Harus Tegar

Muhammadiyah dan Densus 88 Bahas Terorisme, Haedar: Penindakan Harus Berdasar Hukum