Banjir Bandang “Menggulung” 2 Kecamatan di Minahasa Tenggara

Material kayu dan lumpur terbawa banjir bandang yang melanda dua kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Senin 20 September 2021. [Foto BPBD Minahasa Tenggara]

Muhari menyatakan, BPBD Minahasa Tenggara melakukan upaya penanganan darurat dengan menyiagakan tim reaksi cepat, salah satunya evakuasi warga dan kaji cepat di lapangan.

“BPBD juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam memastikan keselamatan warga yang terdampak di dua kecamatan tersebut. Selain itu, personel BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara pun turut membantu penanganan darurat di wilayah terdampak,” sebut Muhari.

Abdul Muhari menelaskan, berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk wilayah dengan potensi banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan berada pada kategori (sedang-tinggi) tersebut.

“Salah satunya Kecamatan Ratahan dan Ratahan Timur,” sebut Muhari

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang di Wilayah Tomohon, Kotamobagu, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.

Muhari mengingatkan masayrakat di masa husim hujan, diharapkan dapat melakukan aksi dini, salah satunya melakukan saling berkoordinasi antara masyarakat yang berada di kawasan hulu dengan mereka yang berada di sisi hilir. Koordinasi dengan radio komunikasi dapat melibatkan organisasi masyarakat seperti RAPI atau Orari  atau penggunaan telepon selular untuk menginformasikan kondisi hujan di kawasan hulu. Ini akan membantu warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai untuk melakukan evakuasi sejak dini.

“BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan pelibatan berbagai organisasi dengan peran yang dimiliki untuk menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari pada saat terjadi bencana,” pungkas Muhari. (Rep-02)