Banjir di Pulau Sulawesi, Puluhan Ribu Warga Mengungsi

Banjir yang melanda Pulau Sulawesi Senin 10 Juni 2019. [Foto BNPB | Rienews]

Untuk mempercepat pengiriman bantuan logistik BNPB mengirimkan bantuan logistik menggggunakan pesawat cargo.

BNPB mengirim bantuan langsung ke Kendari, logistik seberat 1.086 kg senilai Rp 218 juta. BNPB juga mengaktivasi klaster logistik sehingga mengirimkan bantuan dari Kemensos da  PMI bantuan berupa family fit 200 kg, hygiene kit 200 kg, baby kit 200 kg, selimut 400 lembar jas hujan 100 lembar, rompi 100 unit dan matras 100 lembar.

Untuk distributsi ke titik pengungsi dilakukan dengan bantua helikopter BNPB.

Sedangkan banjir di Provinsi Sulawesi Selatan, menyebabkan 1.452 KK mengungsi, Kelurahan Tanru Tedong 1.002 KK dan Desa Salobukkang 450 KK mengungsi. Terdata 200 unit rumah terendam. Total lahan sawah rusak di 15 desa mencapai 3.676 ha. Kerusakan infrastruktur mencakup bangunan sekolah, tanggul, jalan dan jembatan.

Sementara di Provinsi Sulawesi Tengah, BPBD Kabuapten Morowali telah melakukan upaya penanganan darurat. Banjir menyebabkan 561 KK di Desa Lele (263 KK) dan Dampala (298 KK) mengungsi.

Pascabanjir, kerusakan materiil teridentifikasi sebagai berikut rumah rusak berat 7 unit, rumah terendam 45 unit, dan jembatan putus 1 unit.

Kepala BNPB, Doni Monardo menginstruksikan kepada  seluruh jajaran penanggulangan bencana turun langsung ke lokasi bencana meski suasana Lebaran.

“Meski dalam suasana Lebaran, kita langsung turun ke lapangan membantu masyarakat yang terkena bencana. Kita semua paham bangimana menderitanya mereka, di saat saudara kita bersuka cita merayakan Lebaran. Tapi ada sebagian yang menderita karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia, luka-luka, rumahnya hanyut, rusak berat dan lainnya. Kita dengan semangat gotong-royong dan kemanusiaan turun ke lapangan membantu mereka. Kita semua adalah pejuang kemanusisaan kemanusiaan yang sangat mulia. Kita selalu tunjukkan negara selalu hadir di tengh masyarakat. Saya juga telah memerintakan kepada semua jajaran BNPB dan BPBD untuk selalu turun ke lapangan menangani bencana,” kata Doni.

Intensitas hujan tinggi yang menyebakan banjir ini telah diprediksikan, karena fenomena aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan pada tanggal 1-5 Juni 2019 potensi hujan lebat di beberapa wilayah, antara lain di wilayah Sulawesi.

BMKG juga telah menginformasikan terkait potensi curah hujan tinggi hingga 5 hari ke depan, pada tanggal 11–15 Juni 2019.

Wilayah-wilayah dengan potensi hujan lebat pada periode tersebut antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Merespons bencana yang terjadi di beberapa wilayah tersebut, BNPB terus melakukan pemantauan dan pengiriman tim reaksi cepat ke lapangan.

“Bantuan dana siap pakai juga telah diberikan kepada pemerintah daerah. BNPB mengimbau BPBD untuk selalu siaga dalam menghadapi fenomena cuaca tersebut,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB. (Rep-02)