Begini Antusiasme Pedagang Terhadap Sihar “DJOSS” Sitorus

Sihar Sitorus dan seorang pedagang di Pasar Tradisional Mas Deli, Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, melakukan salam ala pancho.

Tak hanya pedagang yang menuturkan sejumlah keluhan, para konsumen di Pasar Tradisional Mas Deli, turut menyampaikan unek-unek mereka akan kondisi pasar tradisional.

Sihar Sitorus merespons keluhan para pedagang. Pasar tradisional, kata pengusaha muda asal Sumatera Utara itu, tidak sekadar lokasi jual-beli.

“Pasar tradisional bukan hanya sebagai tempat transaksi jual beli. Tetapi juga tempat membangun kehidupan sosial. Sehingga harus layak dan baik untuk digunakan masyarakat,” ujar Sihar.

Secara filosofis, ungkap Sihar, pasar tradisional itu merupakan ruang publik yang sangat dibutuhkan warga masyarakat. Di pasar tradisional masyarakat bisa saling menyapa dan bertukar pikiran. Serta pasar tradisional juga menjadi tempat untuk membangun silaturahmi yang baik.

“Tetapi kalau pasar tradisionalnya tidak layak dan tidak memadai, maka filosofi itu tidak akan teraplikasikan,” tegasnya.

Sihar menganalogikan pasar dengan komputer, jika pasar tradisional adalah hardware, maka software-nya adalah filosofi tersebut. Sehingga ketika filosofi itu berjalan maka sudah diaplikasikan.

“Tetapi tidak mungkin software yang besar dapat dioperasikan oleh hardware yang tidak memadai. Demikian juga pasar tradisional, tidak mungkin difungsikan menjadi ruang publik yang baik jika fasilitasnya tidak mendukung,” imbuh Sihar. (ROM)