Namun untuk penetapan awal Syawal dan Zulhijah dimungkinkan berbeda. Sebab Kemenag berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), di mana posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Kalau kriteria ini tidak dipenuhi, berarti tidak dapat dilihat, sehingga bulan baru terjadi pada lusa,” tutur Syamsul.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan jika terjadi perbedaan,maka janganlah dijadikan sumber perpecahan. Sebab umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.
Perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru. Haedar mendorong dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan pernghargaan dan kearifan atas perbedaan.
“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita, umat Islam dan warga bangsa lalu retak. Ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nadi perjuangan perjalanan sejarah umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai,” papar Haedar. (Rep-04)
Sumber: Muhammadiyah