Hal ini tidak hanya dibuktikan dengan pertumbuhan pendapatan yang positif, pelanggan IndiHome B2C (residensial) juga mengalami peningkatan menjadi total 9,4 juta pelanggan. Layanan IndiHome akan memperkuat posisi Telkomsel di industri telekomunikasi dan digital.
Telkomsel terus mempertahankan dominasi pasar dengan pendekatan yang berfokus pada pelanggan. Melalui strategi Customer Value Management (CVM), Telkomsel mengelola produk dan harga (pricing) dengan lebih baik sesuai segmen pelanggan dan kategori produk.
Telkomsel menghadirkan Telkomsel Lite dan by.U agar tetap relevan dan kompetitif, serta menjaga daya saing di segmen pasar youth dan mass. Kedua produk ini juga membuka peluang untuk melakukan cross-selling, sehingga pelanggan tidak hanya menggunakan layanan seluler (mobile), tetapi juga layanan fixed broadband. Total pelanggan seluler dan fixed broadband yang kini terintegrasi menggunakan layanan FMC meningkat menjadi 53% dari sebelumnya 47 persen pada 1H24.
Untuk segmen Enterprise, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp15,2 triliun atau tumbuh 3,8 persen YoY, didorong oleh Digital Connectivity melalui layanan High-Speed Internet dan Digital Services yang didukung oleh e-Payment. Enterprise Connectivity dan Digital IT Services menjadi kontributor terbesar di segmen Enterprise.
Telkom terus memperkuat kapabilitas dalam bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk membangun kemitraan strategis dengan para pemain teknologi global.
Pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp13,4 triliun atau tumbuh 8,8 persen YoY, didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.
Selaras dengan langkah transformasi perusahaan yang terus dilakukan melalui strategi utama 5 Bold Moves, Telkom semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan infrastruktur digital di Indonesia, dengan mencatatkan pertumbuhan positif di bisnis Data Center dan Cloud. Pendapatan Data Center dan Cloud Telkom mencapai Rp1,5 triliun atau tumbuh 9,8 persen YoY.
Telkom juga semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin industri digital dengan memperluas dan meningkatkan layanan data center. Telkom memiliki total kapasitas 42 MW di 33 data center, yang terdiri dari 28 lokasi di Indonesia dan 5 lokasi di 3 negara lainnya (Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste), dengan rata-rata utilization rate sebesar 70 persen dari berbagai segmen pelanggan, seperti pemerintah, perbankan, perusahaan, dan hyperscaler internasional.
Telkom Indonesia melalui anak usahanya, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), sedang berfokus pada ekspansi kapasitas di Hyperscale Data Center Cikarang sebesar 18 MW.
Hingga Kuartal III 2024, total belanja modal perseroan sebesar Rp17,5 triliun atau 15,6 persen dari total pendapatan yang digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Selaras dengan strategi FMC, Telkom memprioritaskan optimalisasi nilai sinergi (synergy value) dari belanja modalnya di seluruh jaringan akses, backbone, dan sistem teknologi informasi untuk efisiensi yang lebih baik. Mayoritas anggaran belanja modal perseroan dialokasikan untuk mendukung bisnis digital connectivity, dan lainnya untuk mendukung bisnis digital platform dan digital services.
Artikel lain
Postingan Anies, Tom Lembong Orang yang Lurus Dilihat 1 Juta Lebih Pengguna
Komisi III DPR Bereaksi PTDH Ipda Rudy Soik Akan Dievaluasi
Penyidikan Vonis Bebas Ronald Tannur Kejagung Sita Uang Tunai Hampir Rp1 Triliun
Tidak hanya berfokus pada profitabilitas perusahaan, Telkom juga menyadari pentingnya penerapan praktik keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Fokus utama perseroan adalah mengurangi dampak lingkungan, mempromosikan inklusivitas digital, dan menjaga standar tata kelola perusahaan yang tinggi. Dengan komitmen ini, Telkom berupaya menjadi perusahaan yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. (Rep-03)