RIENEWS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan sumber daya, baik personel dan bantuan logistik, untuk percepatan penanganan pascagempa M 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, yang terjadi Minggu 14 Juli 2019.
Kepala BNPB Doni Monardo, Kamis pagi, 18 Juli 2019, bertolak menuju ke Ternate dan selanjutnya menggunakan helikopter ke lokasi terdampak.
Merespons kejadian ini pemerintah daerah setempat, BNPB, dan multi pihak terus melakukan upaya penanganan darurat bencana.
“Kaji cepat masih berlangsung, khususnya ke wilayah desa yang belum terjangkau. Demikian juga distribusi logistik bantuan kepada warga terdampak. BNPB memobilisasi bantuan logistik dan peralatan dari Ternate menuju Sofifi dan berlanjut ke Saketa. Upaya penanganan selama masa tanggap darurat di bawah kendali pos komando,” ungkap Plh Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam siaran pers yang diterima Rienews.
Baca Berita Gempa Halmahera Selatan Di Sini
Tim Reaksi Cepat BNPB melaporkan kendala di lapangan berupa ketersediaan BBM, akses dan jaringan komunikasi di beberapa desa, tenaga medis dan trauma healing, dan alat angkut distribusi bantuan.
Di sisi lain, kebutuhan mendesak selama keadaan darurat antara lain terpal, selimut, tikar, air minum, makanan siap saji, dan kidsware.
BNPB mengerahkan helikopter Mi-8 untuk distribusi logistik bantuan. Bantuan yang dimobilisasi untuk penanganan pascagempa berupa: perlengkapan sekolah 130 paket; matras 30 lembar; tikar 20 lembar; sandang 75 paket; paket perlengkapan keluarga 25 paket; selimut 40 lembar; tenda gulung 20 paket; lauk pauk 204 paket; makanan siap saji 114 paket; makanan tambahan gizi 120 paket; paket perlengkapan bayi 30 paket; paket kebersihan keluarga 20 paket; paket rekreasional 30 paket sarung dewasa 29 lembar; karung 250 lembar.
Kerusakan dan Korban
Sebanyak 1.061 unit rumah mengalami rusak berat pascagempa M 7,2 yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan. Selain itu, sedikitnya 78 fasilitas umum (fasum) di kabupaten ini juga terdampak dengan kategori rusak berat.
Data BPBD Provinsi Maluku Utara hingga Rabu 17 Juli 2019, mencatat rumah rusak berat 1.061 unit, rusak sedang 1.412 unit, sedangkan fasum rusak berat 78 dan rusak ringan 39 unit.