Saat berdialog dengan Bupati Karo dan rombongan, Berts menutur, salah satu yang menarik dari bunga Krisan yakni ragam bentuknya.
“Salah satu yang menarik dari bunga Krisan adalah ragam wujudnya. Baik itu aneka bentuk seruni sampai aneka rupa warna bunga Krisan,” ujarnya.
Berts pun mengungkapkan, saat ini Green House di Merek, memiliki 14 jenis bunga Krisan. Dari budidaya yang dilakukan itu, Berts mengaku, dalam sepekan sekali memanen bunga Krisan hingga 30 ribu batang.
“Semua ini kita pasarkan ke Jakarta dan sekitar Medan,” tuturnya.
Rencananya dalam dua bulan kedepan, Berts menyebutkan, akan mengekspor bunga Krisan hingga ke Jepang.
“Dua bulan kedepan bunga Krisan ini sudah dapat kami ekspor ke Jepang. Sebab Jepang sudah melakukan penjajakan dan kerja sama bersama kami melalui kantor pusat di Tanjung Morawa, sedangkan di Merek ini hanya cabang,” katanya.
Berts menjelaskan, diperlukan waktu 15 minggu untuk memanen bunga Krisan dari sejak awal tanam. Tingginya permintaan pasar dari Jepang terhadap bunga Krisan, Berts pun berencana akan memperluas area lahan Green House di Merek hingga 6 hektar lagi.
“Pengembangan bunga Krisan kedepan terus kami tingkatkan dari sekarang. Green House (memiliki lahan) seluas 1,2 hektar, kita akan menambah luas 6 hektar lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Karo Sariati Terkelin Brahmana meminta agar Green House tidak memasarkan bunga Krisan mereka di wilayah Karo.
“Untuk menjaga ekonomi kerakyatan, sesuai dengan peran PKK menyerap dan menampung aspirasi yang didapat melalui seminar dan diskusi,” tegasnya. (Rep-01)