Dalam acara syukuran itu, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengungkapkan kisah masa mudanya.
Menurut Yosua, jangan jadi bodoh karena ujungnya akan jadi preman.
“Jika bodoh ujungnya akan jadi preman, tapi kalau nakal, cerdas, maka bisa jadi “jenderal” kelak seperti saya,” ungkap Yosua disambut aplaus para tamu.
Yosua membeberkan dirinya selalu mengingat pesan dari orang tuanya.
“Ada beberapa pesan orang tua saya yang tetap saya ingat, yaitu tolonglah orang lain, selagi memiliki kedudukan. Ketika hendak tiba giliran mau menolong orang kedudukan tidak ada, maka kita sulit untuk menolongnya. Dan perlu dicermati sekarang kita dihadapkan dengan revolusi ekonomi, revolusi teknologi, bahkan revolusi mental. Semua itu kuncinya jujur dan bekerja keras, ibarat dalam agama muslim sesuai amal dan perbuatan, dalam kristen tabur tuai,” ungkap Yosua.
“Jadilah seperti akar, tidak mengenal berhenti bekerja siang dan malam, selalu memberikan kehidupan bagi daun, batang, dan putik. Akan tetapi akar tidak pernah dipuji, yang dipuji adalah buahnya,” pungkas Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring. (Rep-01)