Bupati juga mengungkapkan fakta di lapangan, sejak adanya erupsi Gunung Sinabung, banyak masyarakat Karo mengatasnamakan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, menguasai lahan tanah dekat TNGL.
“Sekarang ini perlu disikapi. Mari samakan persepsi sebelum tim turun ke lapangan, agar mengetahui kondisi kawasan TNGL terletak di bawah kaki Gunung Sinabung. Sebab hampir rata wilayah kawasan hutan mulai Desa Kuta Rakyat sudah dirambah dan dikuasai dijadikan sebagai lahan pertanian atas nama masyarakat pengungsi, sesuai isu yang berkembang,” kata Terkelin.
Dijelaskan Bupati Karo, apakah tim IUNC-UNESCO nantinya tidak terganggu di daerah Kuta Rakyat.
“Beda dengan kawasan Tahura yang masuk kawasan TNGL ,masih terawat dan terjaga. Ini sekedar informasi, agar tim mencari solusi jika hal tersebut nantinya terganggu bersama UNESCO,” tutur Bupati Karo.
Menanggapi Terkelin Brahmana, Kabid TNGL Rahmat Saleh mengakui sudah lama diusulkan ke Dinas TNGL untuk diperuntukkan sebagai jalan tembus.
“Ini semua sudah diproses di TNGL. Hanya saja jalan tembus ini diminta untuk dibebaskan guna peningkatan jalan dan tahap proses,” jelas Rahmat.
Untuk kawasan hutan di Desa Kuta Rakyat yang dirambah dan dikuasai atas nama masyarakat pengungsi seputaran kaki Gunung Sinabung, ditegaskan Rahmat, sementara tidak berbahaya
“Karena masih masuk kawasan penyanggah, jadi tugas tim UNESCO tidak terganggu saat monitoring,” kata Rahmat. (BAY)