Daerah Terdampak Bencana di Sulawesi Selatan Makin Meluas

Dampak bencana banjir, longsor dan puting beliung di 13 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. [Foto BNPB | Rienews]

RIENEWS.COM – Penanganan dampak bencana banjir, longsor dan puting beliung di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus dilakukan. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan masa Tanggap Darurat selama 14 hari, sejak Rabu 23 Januari 2019 hingga 6 Februari 2019. Sementara itu data jumlah korban hingga hari Senin 28 Januari 2019, bertambah menjadi 69 orang meninggal, luas daerah terdampak bencana menjadi 201 desa di 13 kabupaten/kota.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, dengan penetapan status Tanggap Darurat, maka ada kemudahan akses, baik penggunaan anggaran dari alokasi belanja tak terduga di APBD dan penggunaan dana siap pakai di BNPB.

Selain itu juga kemudahan akses pengerahan personel, logistik, peralatan, pengadaan barang dan jasa, dan adminsitrasi. Intinya adalah agar penanganan dampak bencana dapat dilakukan cepat, tepat dan akurat.

“Penanganan darurat masih terus dilakukan di Sulsel. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana dilakukan,” ujar Sutopo, Senin 28 Januari 2019.

Baca Berita: JK Minta Pemda Percepat Penanganan Darurat Bencana Sulsel

Daerah terdampak bencana banjir, longsor dan puting beliung kini bertambah menjadi 201 desa di 78 kecamatan tersebar di 13 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.