Dua Orang Meninggal Dunia, Ribuan Warga Terdampak Banjir di Sintang

Kondisi rumah warga di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terdampak banjir. [Foto BNPB]

RIENEWS.COM – Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sejak dua pekan terakhir menelan korban jiwa.

Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) menyatakan, dua orang meninggal dan ribuan warga di 12 kecamtan terdampak banjir.

“Berdasarkan laporan Pusdalops BNPB per per 4 November 2021, pukul 18.55 WIB, tercatat dua orang meninggal dunia akibat banjir. Satu orang yang meninggal dunia ditemukan di Kecamatan Tempunak dan satu lainnya di Kecamatan Binjai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat,” ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pada Jumat malam, 5 November 2021.

Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak dua pekan terakhir, dengan tinggi muka air sekitar 300 sentimeter.

Baca: Tiga Aliran Sungai di Kalbar Meluap, Begini Kondisi 10 Kecamatan di Sintang

“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang masih berupaya melakukan pendataan di lapangan terkait korban meninggal dunia maupun luka-luka lainnya,” kata Muhari.

Menurut Muhari, data sementara yang dihimpun Pusdalops BNPB dari  BPBD Kabupaten Sintang, jumlah warga yang terdampak sebanyak 24.522 KK (87.496 jiwa). Selain itu, sebanyak 21.000 unit rumah, sarana tempat ibadah, dan 5 unit jembatan juga terdampak banjir.

Hingga saat ini,  terdapat 12 kecamatan masih terendam banjir, di antaranya,  Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Sintang, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Dedai, Kecamatan Serawai, Kecamatan Ambalau, Kecamatan Sei Tebelian dan Kecamatan Kelam Permai.

Baca Juga:

Tiket Murah ke Thailand dari Tiket.Com

Banjir Bandang Kota Batu dan Malang, 8 Orang Meninggal Dunia

“Menurut laporan BPBD setempat, saat ini kondisi di jalan lintas provinsi – kabupaten masih tidak bisa dilewati untuk kendaraan disebabkan ruas jalan masih digenangi banjir. Selain itu, akses listrik dan komunikasi dilapangan masih terkendala,” ujar Muhari.

Pemerintah Kabupaten Sintang telah menetapkan status tanggap darurat banjir, pada 19 Oktober hingga 16 November 2021.

Tim BPBD Kabupaten Sintang terus memantau perkembangan di lapangan dan mengimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan mengamankan anggota keluarga termasuk harta benda. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap aliran listrik dari kabel yang terendam air. Tak lupa juga, protokol kesehatan perlu ditingkatkan guna mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di area tempat permukiman warga.