RIENEWS.COM – Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal menyatakan dewasa ini sangat sering terjadi pergolakan dalam pergaulan global dan hal tersebut tercermin pada banyak keputusan yang diambil oleh pemimpin negara dalam menerapkan kebijakan luar negerinya. Hal tersebut, disebabkan karena lingkungan internasional saat ini berada dalam anomali dan ini mengharuskan negara-negara untuk bersikap dengan penuh pertimbangan.
Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan bahwa kondisi anomali tersebut terjadi akibat sistem lama yang berlaku pada pergaulan internasional sudah runtuh, akan tetapi sistem baru yang seharusnya menggantikannya tidak kunjung tiba.
“Hasilnya, seluruh konsep dan teori yang dikemukakan oleh para akademis HI (Hubungan Internasional) dahulu, kini harus diuji ulang kembali keabsahannya. Dan kita juga ikut terekspos di dalamnya. Agar kita tidak gamang dalam lingkungan yang anomali ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya kita tidak hanyut di dalamnya,” kata Lalu Muhamad Iqbal saat menghadiri Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke-38, dilaksanakan di Ruang Sidang AR Fachrudin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Kamis 28 Maret 2019.
Lalu menyebutkan yang pertama untuk dipahami adalah mengenai kepentingan nasional, karena selama negara ada maka aspek tersebut akan selalu ada.
Baca Berita:
Waspada! Ada Jalan Amblas di Jalur Lintas Tiga Binanga-Kabanjahe
Industri 4.0 Tantangan Pekerja Sektor Jasa Keuangan Indonesia
“Negara yang akan survive dalam situasi anomali ini adalah negara yang paham betul akan kepentingan yang dia miliki. Sebaliknya, ketika negara tidak tahu apa kepentingan, tujuan, dan misi mereka, maka dia hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menjadi sebuah failed state (negara gagal) dan akan segera tergerus oleh arus. Bagian yang sulit adalah bagaimana menentukan apa yang menjadi kepentingan nasional kita. Karena untuk itu, mereka yang menjadi pengambil keputusan tersebut harus memahami betul denyut nadi dan degup jantung kehidupan bangsanya,” ujar Lalu dalam siaran pers UMY yang diterima Redaksi.