Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan, dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 34 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor. Pencarian di hari pertama pasca-longsor dilakukan secara manual karena medan lokasi longsor sulit dilalui alat berat.
Baca Juga: Update Tsunami Selat Sunda, Korban Meninggal Dunia 437 Orang
“Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit, dan medannya berat,” imbuh Sutopo.
BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. Hanya saja, kata Sutopo, bantuan terhambat oleh banyaknya warga berada di lokasi bencana. ‘Wisata’ bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana.
Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana.
Selain itu, kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan baik personel SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan.
“Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya,” ungkap Sutopo.
Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. (Rep-03)