“Memandang rendah perempuan sebagai mesin yang menghasilkan produk berupa anak, semata-mata makhluk fisik yang dijadikan objek seksual dengan alat reproduksi. Memandang rendah perempuan dan atlet sepakbola seolah sebagai pihak yang tidak memiliki otonomi terkait pasangan hidup. Memandang rendah anak sebagai investasi orang banyak, yang tidak memiliki kehendak sendiri tentang tujuan hidup, cita-cita dan minat untuk mengembangkan potensi hidupnya,” keterangan tertulis Forum Cik di Tiro.
Menurut Forum Cik di Tiro, Hari Perempuan Internasional, Sabtu, 8 Maret 2025, lagi-lagi hati rakyat remuk karena patriarki yang merajalela dalam tubuh rezim Prabowo-Gibran.
“Mengapa Ahmad Dhani berani menunjukkan sikap-sikap rasis, misoginis, dan chauvinis di muka rakyat? Amankah perempuan yang ingin berdaya dan menguatkan harga dirinya melampaui kemauan dan ketidakmauannya mengandung dan melahirkan manusia baru?”.
Forum Cik di Tiro menuntut permohonan maaf Ahmad Dhani, menuntut Komite etik DPR RI untuk menegakkan standar perilaku anggota, pejabat, dan karyawan, menyelidiki dugaan pelanggaran hukum, aturan, atau peraturan, ,emberikan rekomendasi kepada DPR untuk tindakan lebih lanjut. Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat DPR RI.
Artikel lain
Koalisi Masyarakat Sipil: Hentikan Revisi UU TNI, Tolak Dwifungsi TNI
Ini Sembilan Anggota Dewan Pers Periode 2025-2028
SBY: Sejumlah Kalangan Mengkhawatirkan Kalau Danantara Ini Tidak Memberikan Manfaat
Forum Cik di Tiro juga menuntut pimpinan Partai Gerindra dan komite etik partai Gerindra serta sayap partai Gerindra, PIRA (perempuan Indonesia Raya), memberikan teguran kepada anggota DPR yang berasal dari partainya, dan mempertimbangkan untuk mengganti posisi yang bersangkutan dengan kader partai yang lebih berkualitas. (Rep-02)