Mahasiswa NUS Belajar Kehidupan Warga Lembah Gunung Sibayak
Sementara korban lainnya Ruyani (35 tahun) penduduk Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, meninggal akibat penyakit jantung saat gempa susulan.
BNPB mencatat hingga Sabtu, total rumah rusak berjumlah 223 unit dengan rincian 13 rusak berat (RB), 32 rusak sedang (RS), dan sisanya rusak ringan (RR).
Kerusakan rumah di Provinsi Jawa Barat berjumlah 13 unit rumah rusak berat, 30 unit rumah rusak sedang, 62 unit rumah rusak ringan. Kerusakan tersebut tersebar di Kota Bogor 1 unit rumah rusak ringan, Kabupaten Cianjur 6 unit rumah rusak berat, 2 unit rusak sedang, dan 13 unit rumah rusak ringan.
Kabupaten Sukabumi terdapat 6 unit rumah rusak berat, 22 unit rusak sedang, 43 unit rusak ringan. Kabupaten Bandung terdapat 2 unit rusak sedang, di Kabupaten Bandung Barat 1 unit rumah rusak berat, 1 unit rusak sedang, dan 4 unit rusak ringan. Sedangkan di Kabupaten Garut 3 unit rumah rusak sedang, dan 1 unit rusak ringan.
Sedangkan kerusakan rumah di Provinsi Banten adalah 2 RS dan 116 RR. Di Kabupaten Lebak (4 RB, 29 RR), Kabupaten Pandeglang (81 RR), Kabupaten Serang (1 RS, 3 RR) dan Kota Cilegon (3 RR).
Sementara itu, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum seperti tempat ibadah, kantor dan fasilitas pendidikan. Kerusakan di Kabupaten Pandeglang mencakup 1 masjid RR dan 1 kantor desa RR, Kabupaten Cilegon 1 masjid RR, Kabupaten Sukabumi 1 masjid RR, 1 majelis Ta’lim dan 1 pondok pesantren RR. Kerusakan fasilitas lain terdapat di Serang yaitu 1 pondok pesantren RR, dan 1 bangunan tempat penggilingan padai RR.
Pascagempa, BNPB langsung mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi terdampak seperti Lampung Selatan, Pandeglang, Serang, Lebak, dan Sukabumi.
“TRC membantu pemerintah daerah untuk melakukan kaji cepat dan pendampingan terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Saat ini BNPB, BPBD, kementerian/lembaga, TNI, Polri dan relawan bersinergi di lapangan untuk penanganan darurat bencana,” ujar Agus. (Rep-02)