Guncangan gempa bumi tercatat dalam skala II hingga V Modified Mercalli Intensity (MMI).
Di daerah Turen, guncangan dirasakan dalam skala V MMI ( getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), di wilayah Karangkates, Malang, Blitar, guncangan gempa dirasakan hingga skala IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Di Kediri, Trenggalek, dan Jombang guncangan gempa bumi dirasakan dalam skala III-IV MMI. Sedangkan di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Yogyakarta, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Denpasar, guncangan dirasakan dalam skala III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, dan Klungkung guncangan gempa bumi dirasakan dalam skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Bambang.
Dikatakannya, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Bambang menyatakan, hingga hari Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). (Red)