Di wilayah Kabupaten Trenggalek dan Kota Malang, kerusakan rumah pada kategori rusak ringan hingga sedang. Sedangkan di Kabupaten Lumajang, Malang dan Blitar, tingkat kerusakan rata-rata ringan hingga berat.
“BNPB terus berkoordinasi dan memantau kondisi di lokasi bencana dengan berkoordinasi dengan BPBD di wilayah Provinsi Jawa Timur,” imbuh Raditya.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi ini memiliki M6,7 kemudian dimuktahirkan menjadi M6,1.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima wartawan.
Guncangan gempa bumi tercatat dalam skala II hingga V Modified Mercalli Intensity (MMI).
Di daerah Turen, guncangan dirasakan dalam skala V MMI ( getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), di wilayah Karangkates, Malang, Blitar, guncangan gempa dirasakan hingga skala IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Di Kediri, Trenggalek, dan Jombang guncangan gempa bumi dirasakan dalam skala III-IV MMI. Sedangkan di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Yogyakarta, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Denpasar, guncangan dirasakan dalam skala III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, dan Klungkung guncangan gempa bumi dirasakan dalam skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). (Red)