RIENEWS.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan metode penentuan hilal Muhammadiyah berdasarkan Hisab Hakiki Wujudul Hilal digunakan Muhammadiyah untuk memperjuangkan Kalender Global yang telah dicita-citakan lewat konferensi negara-negara muslim dunia di Turki pada 2016.
“Jika ada kalender, kita tidak perlu lagi menunggu (pengumuman) 1 hari sebelum hari raya yang bisa jatuh pada esok atau lusa harinya,” jelas Haedar saat membuka acara takbiran “Gema Takbir Jogja” di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Kamis petang, 20 April 2023.
Haedar juga menegaskan bahwa Islam selaras dengan ilmu pengetahuan. Ke depan, umat Islam memerlukan kepastian metode yang aplikatif melalui teknologi meski butuh waktu.
“Seperti kita salat, waktunya pasti,” kata Haedar.
Sementara dahulu untuk untuk menentukan waktu salat Zuhur harus melihat posisi matahari tepat di atas kepala. Namun sekarang sudah tidak lagi melihat posisi matahari sebelum salat.
Begitu pun ketika arah kiblat dirintis pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan juga banyak yang tidak setuju saat itu. Kini, setelah satu abad lebih, Kementerian Agama melahirkan sertifikasi arah kiblat untuk setiap masjid.
“Jadi memang itu perlu waktu. Jadi kita harus optimis,” pesan Haedar.
Artikel lain
Penuhi Kriteria MABIMS, Pemerintah Tetapkan Hari Raya Idul Fitri Sabtu 22 April 2023
Tips Makan Kue Nastar Tetap Sehat Saat Lebaran
Ini Pernyataan Presiden Jokowi Sikapi Kenaikan Kasus Covid-19