RIENEWS.COM – Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut terlibat dalam program regulasi vaksin Asian Development Bank (ADB Vaccine Regulation Project) di Kawasan Asia Pasifik. Program tersebut bertujuan untuk mendapatkan akses produk vaksin yang aman, berkhasiat, dan berkualitas.
ADB Vaccine Regulation Project diinisiasi oleh Duke-NUS Center of Regulatory Excellence (CoRE) yang berkolaborasi dengan Health Sector Group dari Asian Development Bank (ADB). Program ini berfokus pada penguatan sistem regulasi dan faktor regulasi dalam pembuatan vaksin yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan ilmiah serta kebijakan yang diterapkan sepanjang siklus produk.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sistem regulasi farmasi memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan yang lebih cepat kepada masyarakat. Penilaian, perizinan, pengendalian, dan pengawasan obat-obatan merupakan tantangan besar bagi tata kelola nasional. Sebab, perkembangan industri farmasi yang pesat berimbas pada peningkatan jumlah produk baru, permasalahan kualitas yang kompleks, dan permasalahan teknis baru.
“Kami harus mengambil langkah terobosan untuk mencapai ketahanan vaksin, termasuk berkolaborasi, menghubungkan, mengintegrasikan, dan meningkatkan seluruh sumber daya dalam pengembangan, produksi, dan kapasitas pengiriman vaksin,” ujar Budi pada pertemuan stakeholders produsen vaksin Indonesia dengan Duke-NUS di Hotel Westin, Jakarta pada 26 Januari 2024.
Executive Director of the Centre of Regulatory Excellence (CoRE) at the Duke-National University of Singapore Medical School (Duke-NUS) Prof. John CW Lim mengapresiasi upaya Indonesia menjamin keberlanjutan ekosistem vaksin melalui Volare.
“Kami kembali untuk bertemu dengan pemangku kepentingan di bidang manufaktur vaksin di Indonesia untuk lebih memahami peluang dan tantangan dalam pengembangan manufaktur vaksin dan penguatan sistem regulasi di Indonesia,” kata Lim.
Artikel lain
Presiden Menentang Pernyataan Israel Soal Tidak Ada Negara Palestina