Ini Arahan Tegas Presiden Jokowi Soal Karhutla

Kepala BNPB Doni Monardo menyambut Presiden Joko Widodo di acara penandatangan Nota Kesepakatan dalam penyelesaian permanen pascabanjir bandang Kabupaten Jayapura, Senin 1 April 2019, di ruang VIP Bandara Sentani, Jayapura, Papua. [Foto BNPB | Rienews]

“Kejadian ini jangan sampai terjadi lagi di seluruh wilayah Indonesia,” tegas Presiden Jokowi dalam siaran pers yang dikirim Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo.

Presiden meminta karhutla tiap tahun harus turun dan tidak boleh naik.

Jika dibandingkan pada tahun 2016, jumlah titik panas atau hotspot tahun ini turun. Namun demikian, jumlah tahun ini apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya (2018) naik.

Presiden berpesan apabila tahun 2019 ini mulai ada lagi asap yang mengganggu negara tetangga agar segera selesaikan dengan upaya yang maksimal sehingga kita tidak malu dengan negara tetangga yang kena dampak asap akibat kebakaran.

Data Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per Selasa 6 Agustus 2019, luas kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah berjumlah 135.749 hektar. Luas kebakaran tertinggi antara lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur (71.712 hektar), Riau (30.065 hektar), Kepulauan Riau (4.970 hektar), Kalimantan Selatan (4.670 hektar), Kalimantan Timur (4.430 hektar).

Luas karhutla dihitung berdasarkan analisis citra satelit landsat 8 OLI/TIRS yang di-overlay dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil pengecekan lapangan terhadap hotspot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni.

Sementara itu jumlah hotspot dengan tingkat kepercayaan lebih dari 80 persen pada hari Selasa 6 Agustus 2019, berjumlah 20 titik.

Rincian sebaran hotspot sebagai berikut Pulangpisau (6 titik), Luwu Timur (4), Kapuas (3), Kotawaringin Timur (2), Sambas (2), Seruyan (1), Berau (1) dan Nganjuk (1).

Menghadapi karhutla tahun 2019, Presiden Jokowi tetap menginstruksikan Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar mengecek langsung apabila ada hotspot dan jangan menunggu sampai api membesar.

“Segera padamkan sebelum menjadi besar,” kata Jokowi. (Rep-02 | Rel)