“Kredit Rp100 juta ke bank, misalnya, kemudian ada tuntutan mengangsur hutang Rp10 juta per bulan. Sementara keuntungan perusahaan tidak mesti Rp10 juta per bulan, itu akan menjadi beban,” ujar Yoyok.
Dalam talkshow itu, Yoyok membuka ‘rahasia’ mendapatkan modal usaha.
“Saya memiliki keluarga, memanfaatkan sepupu, keponakan atau rekan untuk bekerjasama, berinvestasi, bagi hasil laba. Hal itu saya terapkan di Waroeng SS. Alhamdulilah metode itu membuat Waroeng SS masih berdiri sampai saat ini dengan memiliki 89 cabang, 1 cabang di Kuala Lumpur, dan memiliki kurang lebih 3.800 karyawan,” ucap Yoyok.
Yoyok membagi tips membangun bisnis dan memimpin.
“Prinsip saya adalah berbisnis tidak boleh tergesa-gesa untuk mencapai target perbulan, untuk memenuhi tanggungan yang harus dibayar. Modal pemimpin perusahaan adalah bagaimana hati kita selalu tentram sehingga kita dapat memiliki daya tahan tinggi. Tidak stres dan bisa terus kreatif serta inovatif,” ujarnya.
Namun demikian Yoyok juga tak membenarkan bahwa memulai usaha tanpa modal. Jadi sebagai alternatif tidak meminjam ke bank, dia mengaku mengajak keluarga, rekan atau sahabat untuk ikut berbisnis.
Ketua Kepengurusan KSPPS BMT UMY Misbahul Anwar mengungkapkan, BMT UMY mengalami kenaikan oustanding sebesar 57 persen dan kenaikan simpanan sukarela sebesar 60 persen di banding tahun 2017.
“Ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk bertransaksi tanpa riba, sekaligus menunjukkan kepercayaan anggota kepada BMT UMY yang semakin meningkat,” ujar Misbahul. (Rep-02 | Rel)