Munculnya tindakan bullying salah satunya terjadi akibat kurangnya peran orang tua atau keluarga dalam mendidik anak. Beragam faktor dalam keluarga menyebabkan anak menjadi pelaku bullying seperti kurang perhatian orang tua, pola asuh yang terlalu tegas, serta kurang penghargaan orang tua dan lainnya.
Bullying anak ini menunjukkan ada yang salah dengan pendidikan dalam keluarga. Orang tua kurang memberikan penanaman nilai-nilaya budaya lokal dan nilai-nilai untuk memahami orang lain,” kata Koentjoro.
Untuk mencegah terjadinya perilaku bullying, Koentjoro menyebutkan pemberian hukum yang tegas perlu dilakukan terhadap pelaku. Dengan begitu, bisa memberikan efek jera, disertai pula dengan pembinaan oleh pihak terkait.
Tidak kalah pentingnya, menyadarkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar.
“Apa yang dilakukan anak itu sebagai akibat dari pola didik orang tua. Perilaku yang salah dalam keluarga harus diperbaiki,” tegasnya.
Lalu bagaimana jika anak menjadi korban bullying?
Koentjoro menguraikan, pentingnya bagi orang tua korban untuk menunjukkan empati dengan berusaha mendengarkan keluhan anak, serta membesarkan hati untuk membangkitkan kepercayaan diri anak.
“Apabila dirasa diperlukan memfasilitasi anak menjalani intervensi psikologis,” imbuh Koentjoro. (Rep-04 | Rel)