RIENEWS.COM – Kenaikan UKT PTN (uang kuliah tunggal perguruan tinggi negeri) memicu polemik dan protes dari para mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa (BEM). Dalam medio dua pekan terakhir, kenaikan UKT PTN menjadi topik yang menyulut ragam protes dari berbagai pihak.
Protes mahasiswa menyoal kenaikan UKT PTN dilakukan dalam berbagai bentuk aksi hingga pernyataan sikap di media massa, di sejumlah pergurutan tinggi.
Sikap menolak kenaikan UKT PTN oleh mahasiswa, belakangan terungkap mendapatkan tindakan intimidatif dari “petinggi” kampus terhadap mahasiswa yang lantang menolak rencans kenaikan UKT PTN meski didalihkan UKT berlaku untuk mahasiswa baru di 2024.
Rencana kenaikan UKT PTN berdampak bagi mahasiswa baru di PTN dari keluarga tak mampu. Sejumlah mahasiswa baru di PTN, menyatakan akan menghentikan rencana pendidikannya ke perguruan tinggi lantaran mahalnya biaya kuliah.
Protes atas kenaikan UKT PTN di Tanah Air yang dilancarkan mahasiswa dan elemen lainnya, akhirnya mendapatkan angin segar. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menegaskan, membatalkan kenaikan UKT PTN.
“Kami telah mengambil keputusan untuk membatalkan kenaikan UKT di tahun ini. Kami akan me-reevaluasi semua permintaan peningkatan UKT dari PTN,” kata Nadiem Makarim kepada wartawan, usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 27 Mei 2024.
Pendiri ojek online (Gojek) tersebut, menjelaskan, untuk tahun ini tidak ada mahasiswa yang akan terdampak dengan kenaikan UKT tersebut.
“Kami akan mengevaluasi satu per satu permintaan atau permohonan perguruan tinggi untuk peningkatan UKT tapi itu pun untuk tahun berikutnya yang harus sesuai dengan asas keadilan dan kewajaran,” kata Nadiem.
Artikel lain
Kampus Ajakarkan Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas dan Penyelenggara Pemilu
Suhu Mekah 42 Derajat Celcius, Tips Tetap Bugar Ibadah Haji
PackFest 2024 Kembali Hadir, Telkom Ajak UMKM Naik Kelas Melalui Kemasan