Kondisi ini diperparah dengan rencana dari Pemerintah Israel yang menutup semua akses air, listrik dan kebutuhan dasar bagi masyarakat Gaza. Terlebih lagi, lebih dari 70 persen dari masyarakat Jalur Gaza tidak bekerja dan amat berpangku pada bantuan internasional.
Abdillah Onim yang telah 12 tahun menetap di Jalur Gaza, mengungkapkan bahwa pihaknya telah merencanakan evakuasi 10 WNI yang saat ini bermukim di Jalur Gaza dengan pihak-pihak terkait, yakni Menlu Republik Indonesia, Direktur Perlindungan WNI, KBRI Kairo dan Jusuf Kalla sebagai Ketua Palang Merah Indonesia.
Hal ini disampaikan Abdilah Onim atau akrabĀ disapa Bang Onim dalam webinar IR UII in Conversation bertajuk Konflik Israel-Palestina 2023: Sebuah Tinjauan Komprehensif Mengenai Situasi Terkini, yang diselenggarakan Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (Prodi HI-UII) pada Selasa, 10 Oktober 2023 melalui media telekonferensi Zoom dengan 300 peserta.
Dalam siaran pers Prodi HI-UII, Bang Onim beserta keluarga dan 10 WNI di Jalur Gaza akan melakukan evakuasi melalui Pintu Lintas Batas Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dengan kota Rafah di Mesir. Setelah evakuasi berhasil, Bang Onim menyatakan bahwa rombongan WNI dari Jalur Gaza akan bermukim di Mesir selama 1 bulan atau hingga situasi di Jalur Gaza membaik.
Meskipun begitu, kata Bang Onim, rencana evakuasi ini sulit untuk dilaksanakan karena gempuran bom dari Israel begitu intens dan tidak memungkinkan mobil evakuasi untuk dapat menjangkau WNI yang saat ini bermukim di Jalur Gaza. Namun, hingga saat ini, Bang Onim beserta dengan komunitas WNI di Jalur Gaza tetap menjaga komunikasi intens dengan misi diplomatik Indonesia yang terdekat dengan Gaza, yakni KBRI Kairo.
Diplomat Kementerian Luar Negeri RI, Aji Surya, yang juga sempat menjabat sebagai Deputy Chief of Mission KBRI Kairo (2019-2023), menyampaikan bahwa konflik saat ini dapat menjadi preseden bagi pemerintah Israel untuk memperkuat kontrol dan kuasa atas Jalur Gaza. Sepanjang konflik yang telah berlangsung antara Israel dan Palestina, terlihat bahwa Israel selalu menggunakan momentum konflik bersenjata untuk mencaplok wilayah-wilayah Palestina secara paksa.
Artikel lain
PON XXI 2024 Pertama Kali Digelar di Dua Provinsi Aceh-Sumut
Komnas HAM Selidiki Kekerasan Konflik Agraria di Desa Bangkal Kalteng
2024 Target Penurunan Prevalensi Stunting 14 Persen
Aji juga menjelaskan bahwa penyelesaian yang adil terhadap konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza tidak akan mudah dicapai, terlebih lagi dengan adanya bias yang amat kuat dari negara-negara Barat yang lebih condong terhadap Israel dan tiadanya dukungan yang solid dari negara-negara Arab dan Muslim terhadap Palestina. (Rep-02)
Sumber: BPMI Setpres