RIENEWS.COM – Suara gemuruh menyertai letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, melaporkan letusan terjadi Jumat malam, 24 Mei 2019, sekitar pukul 19.23 WITA.
Letusan Gunung Agung yang berstatus Level III (Siaga), memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom sekitar 2.500 meter dari puncak Gunung Agung. Ketinggian Gunung Agung 5.624 meter di atas permukaan laut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, BPBD Karangasem melaporkan hujan dan pasir turun di 9 desa. Beberapa daerah yang terpapar hujan abu dan pasir tebal, meliputi Desa Pempatan (Dusun Pura Gae, Pemuteran), Desa Besakih (Dusun Temukus, Angsoka, Kesimpar, Dusun Besakih Kangin), Desa Menanga (Dusun Belatung, Pejeng, Menange), Desa Sebudi (Dusun Telung Bhuana, Pura, Lebih, Badeg Dukuh, Sogra, Sebun, Sebudi, Bukit Galah).
Desa Muncan, Desa Amerta Bhuana, Desa Nongan, dan Desa Rendang.
“Titik api masih terlihat membakar semak belukar di puncak Gunung Agung,” kata Sutopo dalam keterangan persnya kepada wartawan, Jumat malam.
BPBD Bangli, kata Sutopo, melaporkan letusan Gunung Agung menyebabkan terjadinya hujan abu di Kecamatan Tembuku meliputi Desa Bangbang, Desa Jehem, Desa Peninjoan, Desa Yangapi. Kecamatan Bangli meliputi Desa Landih, Desa Pengotan, Desa Kayubihi, Kelurahan Kubu, Kelurahan Cempaga, dan Kelurahan Kawan, dan Kecamatan Susut di wilayah Desa Susut, dan Desa Demulih.
Ditegaskan Sutopo, erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara IGK Ngurah Rai.
Baca Berita: