“Jarak antara puncak Gunung Agung dengan Bandara Internasional IGK Ngurah Rai jauh, yaitu sekitar 70 km, sehingga bandara aman. Hingga saat ini Bandara Internasional IGK Ngurah Rai tetap beroperasi normal. Aktivitas masyarakat juga tetap berjalan normal, Bali aman,” tegas Sutopo.
Sementara itu, informasi yang diperoleh Redaksi dari laman magma.vsi.esdm.go.id, menyatakan, sejak Jumat 24 Mei 2019, pukul 24.00 WITA, Gunung Agung telah enam kali erupsi. Letusan terakhir terjadi Jumat malam, sekitar pukul 19.23 WITA.
Erupsi Gunung Agung, pada malam ini, melontarkan abu dengan ketinggian kolom mencapai sekitar 2.500 meter di atas puncak Gunung Agung.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan baratdaya. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm (overscale) dan durasi lebih kurang 4 menit 30 detik.
Analisis PVMBG mengungkapkan, Gunung Agung masih berpotensi untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif skala kecil (Strombolian maupun abu) maupun secara efusif (aliran lava di dalam kawah). Evaluasi data pemantauan terkini mengindikasikan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi besar masih belum teramati. Aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan trend aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu.
Ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa lontaran batu/lava pijar di dalam hingga keluar kawah, maupun hujan pasir dan abu yang arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin. Lahar hujan dapat terjadi jika terjadi hujan dan membawa material erupsi melalui aliran-aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Agung. Emisi gas vulkanik beracun kemungkinan hanya berada di sekitar area kawah puncak.
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual, terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik dan mengingat bahwa abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia, maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipas ipotensi ancaman bahaya abu vulkanik. (Rep-02)