RIENEWS.COM – Menjelang kontestasi Pemilu 2024, berbagai rancangan dan agenda politik mulai dikomunikasikan secara masif oleh pasangan capres-cawapres. Gambaran nasib Indonesia untuk lima tahun ke depan sangat ditentukan presiden terpilih selanjutnya. Mahasiswa S1 Manajemen Kebijakan Publik (MKP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM turut ikut andil memberikan rekomendasi program dan isu bagi capres-cawapres dengan menyusun buku berjudul “Suara Pemuda: Gagasan Ekonomi untuk Presiden Masa Depan”.
“Ini bentuk kepedulian untuk berkontribusi menyumbang pemikiran. Kami berharap sumbangan pemikiran ini didengarkan, dicatat, dan diakomodasi oleh ketiga pasangan capres. Ini merupakan forum bagi kami untuk betul-betul bicara serius memikirkan bagaimana nasib bangsa ini ke depan,” ujar Ketua Departemen MKP UGM, Prof. Wahyudi Kumorotomo saat peluncuran buku itu pada 21 Desember 2023 yang dihadiri tim sukses dan pendukung ketiga capres-cawapres.
Wahyudi berharap, siapapun presiden yang terpilih nantinya bisa mempertimbangkan gagasan dari segala kalangan masyarakat, khususnya mahasiswa.
Buku itu memuat enam topik utama, meliputi pencapaian ekonomi dalam dinamika tahun politik, pajak dan ketimpangan sosial, kebijakan investasi dan infrastruktur, social protection di tahun politik, relevansi universal public income di Indonesia, dan public private partnership. Keenam topik secara khusus diperuntukkan untuk mendukung perkembangan Indonesia, khususnya dalam kurun waktu lima tahun kedepan.
Salah satu isu yang perlu disorot adalah persoalan ketimpangan di Indonesia. Ketimpangan disebabkan oleh infrastruktur tidak merata, kurangnya industri UMKM, dan rendahnya tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penyaluran dana pajak juga belum secara signifikan diberikan pada sektor-sektor yang secara khusus memengaruhi ketimpangan ekonomi.
“Kami menganggap dalam memperbaiki masalah ketimpangan, setidaknya secara rasional dapat dilakukan dengan membenahi faktor ketimpangan tersebut. Kami merekomendasikan pengalokasian anggaran untuk pembangunan yang lebih merata ke daerah yang timpang. Seringkali pembangunan tidak memerhatikan ketimpangan ini, cenderung terpusat pada pusat ekonomi,” ujar Yoga, mahasiswa Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik UGM.
Menanggapi isu-isu tersebut, ketiga tim sukses pasangan capres-cawapres memiliki fokus masing-masing dalam penyelesaiannya. Tim sukses pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Fazlur Hassan memaparkan rancangan program yang berfokus pada penyerapan tenaga kerja.
Menurut dia, investasi yang menanjak sejak tahun 2013 hingga berada di angka 1,2 trilliun pada tahun ini justru tidak memiliki indikasi meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Bahkan, serapan tenaga kerja mengalami penurunan hingga minus 76 persen.
Artikel lain
Catahu 2023 Koalisi Masyarakat Sipil: Demokrasi Mundur, HAM Diabaikan
AJI: Media Suarakan Kemanusiaan Pengungsi Rohingya, Bukan Sebar Kebencian