“Gempa bumi selatan di Jawa ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis Sesar Naik (Thrust Fault),” jelas Rahmat.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat, guncangan dirasakan di Sanden (Kabupaten Bantul), Kota Yogyakarta, Girimulyo (Kabupaten Kulon Progo), Maguwoharjo (Kabupaten Sleman) dengan intensitas guncangan II-III MMI.
“Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” sebut Rahmat.
BMKG juga mencatat, guncangan dirasakan dengan intensitas II MMI di wilayah Pacitan, Purworejo, Semarang, Klaten, Wonogiri, Kebumen, Cilacap, dan Ponorogo.
“Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang,” jelas Rahmat.
Hingga pukul 20.54 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). (Rep-02)