Sementara itu, Perseroan mencatat laba bersih operasi sebesar Rp13,0 triliun atau tumbuh 4,2 persen YoY dengan margin 17,3 persen.
Dari sisi beban perseroan, terdapat penurunan biaya pemasaran sebesar 5,1 persen YoY menjadi Rp1,6 triliun. Sedangkan kenaikan pada Beban Operasi, Pemeliharaan & Jasa Telekomunikasi dapat dikendalikan dan tumbuh di bawah pertumbuhan pendapatan.
Kenaikan beban juga didorong oleh naiknya beban Interkoneksi, yang sejalan dengan tumbuhnya pendapatan interkoneksi voice hubbing.
Pada Segmen Enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp10,2 triliun atau tumbuh 9,4 persen YoY yang utamanya didorong oleh pertumbuhan bisnis layanan B2B Digital IT Services.
Telkom terus memperkuat kapabilitas di Bisnis Cloud, Digital IT Services, Cyber Security, termasuk menjalin kerja sama strategis dengan pemain teknologi global. Selanjutnya, Segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp 9,2 triliun atau tumbuh 13,1 persen YoY dengan kontribusi dari bisnis international wholesale voice dan infrastruktur Digital.
Pada bisnis Tower, Mitratel tetap mempertahankan posisinya sebagai The Largest Tower Provider in ASEAN, dalam konteks jumlah kepemilikan Tower. Mitratel memiliki lebih dari 38 ribu tower dengan lebih dari 58,6 ribu tenant.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel Daru Mulyawan memaparkan kinerja Telkomsel selaku anak usaha Telkom. Pada Semester I tahun 2024, Telkomsel membukukan pertumbuhan pendapatan secara solid sebesar 29,9 persen YoY menjadi 57,2 triliun didukung oleh pertumbuhan pendapatan Bisnis Digital sebesar 37,4 persen YoY dan pendapatan IndiHome B2C sebesar 2,8 persen YoY.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan dan kapabilitas Telkomsel dalam menangkap berbagai potensi yang didukung oleh pendapatan Bisnis Digital menuju adopsi bisnis konvergensi. Selain inisiasi strategis melalui program FMC, Telkomsel juga turut meluncurkan Telkomsel Lite dan By.U agar tetap relevan dengan kondisi ekonomi dan kompetisi, serta meningkatkan layanan untuk memperkuat posisi menuju layanan konvergensi. Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap yield tanpa menciptakan perang harga di pasar.
Saat ini, segmen B2C IndiHome telah terintegrasi ke dalam Telkomsel, dan telah mencapai realisasi dari optimasi konten, kegiatan cross-selling, integrasi layanan, penghematan dari biaya akuisisi CPE, serta percepatan penutupan Redudansi Customer Touch Point yang mencapai sekitar 300 outlet.
Melalui hal tersebut, Telkomsel berhasil menghasilkan profit dengan margin EBITDA sebesar 47 persen. Proses integrasi masih berlangsung, dan peningkatan profitabilitas akan semakin terlihat seiring dengan kemajuan proses tersebut.
Lebih lanjut, Telkomsel juga berhasil mempercepat penetrasi konvergensi mencapai 47 persen dan memiliki pengguna aset digital sekitar 80 juta. Secara produktivitas terjadi peningkatan didorong oleh peningkatan payload data sebesar 9,3 persen YoY. Pada semester pertama 2024, IndiHome juga berhasil mempercepat laju penambahan pelanggan baru sebesar 449,000.
Telkomsel berkomitmen untuk terus memaksimalkan layanan Bisnis Digital dan Konvergensi sebagai strategi Fundamental dalam mendorong kinerja yang berkelanjutan dengan melayani pelanggan seluler dan mempercepat penetrasi Fixed Broadband dengan cara memperluas jangkauan ke Segmen Youth dan Mass Market melalui Telkomsel Lite, ByU, dan Eznet.
Melalui berbagai strategi, perusahaan terus berupaya memberikan kualitas terbaik melalui program CVM serta penawaran bundling dengan value-added kepada pelanggan.
Strategi ini diharapkan dapat membantu Telkomsel untuk meningkatkan pengguna konvergensi, mengunci households dan mendorong pertumbuhan ARPH (average revenue per household) menuju Telkomsel sebagai Operator Konvergensi terdepan.
Artikel lain
Laksanakan Putusan MK, KPU Terbitkan PKPU Nomor 10 Tahun 2024
Jogja Memanggil Gelar Aksi Tolak Revisi UU Pilkada
Putusan 70 MK Pertegas Batas Usia Minimum Cagub-Cawagub 30 Tahun
“Dengan kinerja yang senantiasa terjaga pada semester pertama ini, kami optimis Telkom dapat mencatatkan kinerja tahun 2024 yang positif dan profitable, termasuk progress dan realisasi perusahaan dapat memberikan value yang optimal bagi stakeholders dan investor kedepannya,” imbuh Heri. (Rep-03)