Ia menyarankan, jika harga minyak dunia masih di bawah US $100 per barel, maka harga BBM subsidi tidak perlu dinaikan. Namun, jika harga minyak dunia mencapai di atas US $100 per barel, maka harga BBM Subsidi sebaiknya dinaikan, sembari memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin yang terdampak.
Klaim Cadangan BBM Aman
Sementara Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji menyakini konflik Iran dan Israel tidak akan mengganggu cadangan BBM nasional yang saat ini berada di kisaran 30 hari. Terlebih PT Pertamina (Persero) telah berkontrak dengan beberapa pemasok BBM dari luar negeri yang diklaim punya komitmen untuk tetap memasok BBM sesuai kontraknya.
“Sudah kontrak ke depan. Jadi kalau tidak ada sesuatu yang ekstrem sekali, saya kira masih oke dan cadangan nasional crude adalah plus yang ada di kapal in transit kan 30 hari. Lalu 10 hari yang ada di refinary, plus 15 hari lagi, totalnya 30 harian. Kalau LPG BBM saya kira aman. Dari situ, insyaallah aman,” kata Tutuka usai acara Halalbihalal Keluarga Besar Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa, 16 April 2024.
Selain pasokan BBM dan Crude, Tutuka juga menuturkan konflik tersebut tidak akan mengganggu proyek-proyek migas nasional.
“Menurut saya, isu perang ini kan di tataran level politis,” sambung Tutuka.
Di sisi lain, Tutuka menyatakan Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut terkait pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz.
Artikel lain
Microsleep Diduga Penyebab Kecelakaan Bus Rosalia di Tol Batang-Semarang, 7 Orang Tewas
Solat Idul Fitri 1445 H Stadion Pandan Arang, Khatib Singgung Situasi Terkini Bangsa
Peta Jalan UMKM Sumatera Utara, Enam Indikator Strategis
“Peran dari Selat Hormuz itu penting sekali, karena selat itu bisa dipegang dan dikelola Iran. Jadi sangat menentukan bagaimana Pertamina menyikapi hal itu, termasuk pemenuhan pasokan dimana tadi Pertamina udah kontrak,” tutur Tutuka. (Rep-04)
Sumber: UGM, Kementerian ESDM