RIENEWS.COM – Dari kunjungan ke lokasi bekas kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada 5 Maret 2023, Presiden Joko Widodo meminta Menteri BUMN dan Gubernur DKI Jakarta segera mencari solusi dari kejadian di Plumpang. Jokowi menegaskan lokasi Depo Pertamina Plumpang merupakan zona berbahaya dan tidak bisa lagi untuk ditinggali.
Ada dua pilihan yang kemungkinan akan ditempuh pemerintah sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Yaitu merelokasi Depo Pertamina Plumpang atau merelokasi pemukiman warga secara tepat dan cepat. Sebagaimana diketahui, kebakaran depo itu mengakibatkan 19 orang tewas, 50 orang lebih luka-luka, dan ratusan orang mengungsi.
“Dalam kondisi saat ini, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang adalah opsi yang tepat dan cepat,” tegas pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Fahmy Radhi di UGM, 6 Maret 2023.
Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan. Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah Penduduk.
“Kalau kebakaran itu tidak terjadi, tentunya tidak ada korban berjatuhan. Faktanya, kebakaran itu berawal dari Depo Pertamina Plumpang yang menyambar sejumlah rumah penduduk,” kata Fahmy.
Kedua, opsi pemindahan Depo Pertamina dapat diputuskan secara cepat oleh Direksi Pertamina, Sedangkan keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena melibatkan beberapa pihak, seperti Pertamina, Pemda DKI, dan Warga.
Ketiga, saat ini lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah sangat tidak layak, lantaran berada di tengah kawasan penduduk padat. Pendistribusian BBM dari kilang ke depo menggunakan pipa yang sebagian melewati kawasan penduduk, sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. Dan tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa.
“Jadi hanya satu kata, pindahkan Depo Pertamina Plumpang segera,” tegas Fahmy.
Di sisi lain, Fahmy menilai, dalam proses pengambilan keputusan terkesan mengemuka pendapat bahwa jatuhnya korban adalah kesalahan penduduk yang tinggal di daerah buffer zone yang diklaim milik Pertamina. Hampir tidak mengemuka pendapat yang mempertanyakan mengapa kebakaran dahsyat terjadi?
Sementara kebakaran yang ketiga kali di Depo Pertamina Plumpang dan Kilang Minyak Pertamina mengindisikan sistem keamanan (safety system) amat buruk. Sistem keamanan di bawah standr internasional yang mensyaratkan zero accidents bagi aset strategis dan resiko tinggi.
Artikel lain
Pasca Kebakaran, Stok BBM Aman Didukung TBBM Terdekat
Dua Tahun Lalu, DPR Menyatakan Depo Pertamina Plumpang ‘Bahaya Satu’
Putusan PN Jakpus Tunda Pemilu, Presiden Jokowi Dukung KPU Banding
“Pertamina tidak tampak melakukan upaya serius untuk memperbaiki sistem keamanan yang diterapkan. Akibatnya kebakaran terjadi berulang dan kali ini merenggut 19 nyawa penduduk,” tegas Fahmy.