Pancaroba, 2 Kabupaten Ini Dilanda Banjir Hingga 1 Meter

Banjir yang melanda Pulau Sulawesi Senin 10 Juni 2019. [Foto BNPB | Rienews]

RIENEWS.COM – Dua kabupaten di Provinsi Bengkulu dan Gorontalo dilanda banjir. Dampak banjir menyebabkan ratusan rumah dan ribuan warga terdampak.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya. Di antaranya sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Puncak musim hujan periode 2021/2022 sendiri diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022.

“Pada musim peralihan, gelombang tinggi, badai, angin kencang, atau cuaca buruk dapat sewaktu-waktu terjadi. Ketinggian gelombang bisa mencapai kisaran 4 – 6 meter,” kata Dwikorita Karnawati, dikutip dari laman BMKG.

Dwikorita menyebut, berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan institusi-institusi internasional lainnya, terdapat indikasi/peluang bahwa ENSO Netral akan berkembang menjadi La Nina dengan kategori lemah hingga moderat menjelang akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Sementara itu, Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Netral diprediksi bertahan setidaknya hingga Januari 2022.

Baca Juga:

Forkopimda Karo Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Cuaca Ekstrem di Padang Pariaman, Korban Meninggal Bertambah Menjadi 8 Orang

“Jika La Nina terjadi, maka akan berdampak pada peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga berdampak pada risiko terjadinya bencana hidrometeorologi,” imbuhnya.

Banjir di Seluma

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, banjir dengan tinggi muka air 35 sentimeter hingga 100 sentimeter melanda Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

“Banjir yang melanda Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, mengakibatkan tiga rumah warga rusak. Peristiwa yang terjadi sejak empat hari lalu, (air) akhirnya surut pada hari ini, Jumat (1 Oktober 2021), sekitar pukul 17.30 WIB. BPBD setempat melaporkan tidak ada korban pada kejadian tersebut,” kata Muhari, Sabtu 2 Oktober 2021.

BPBD Kabupaten Seluma mencatat rumah rusak berat sebanyak dua unit dan rusak ringan satu. Selain kerusakan, rumah warga terdampak sebanyak 241 unit. Sedangkan dampak pada fasilitas umum maupun Pendidikan, BPBD masih melakukan pendataan di lokasi. Banjir tidak sampai menyebabkan terjadinya pengungsian. Namun banjir berdampak pada 241 KK atau 914 jiwa yang tersebar di lima desa.

Kelima desa terdampak berada di di Kecamatan Talo Kecil, yaitu Desa Bakal Dalam, Napalan, Tebat Sibun, Taba dan Talang Padang. Saat banjir terjadi, tinggi muka air berkisar 35 hingga 100 cm.

“Banjir di wilayah Seluma ini dipicu salah satunya hujan berintensitas tinggi pada Selasa (28 September 2021) lalu. Hujan lebat menyebabkan debit air sungai setempat meluap hingga mengakibatkan banjir. Saat kejadian ini berlangsung, tim reaksi cepat BPBD melakukan kaji cepat dan memberikan bantuan logistik kepada warga yang bertahan di rumah masing-masing,” tutur Muhari.