RIENEWS.COM – Menyusul erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu pagi, 29 November 2020, pukul 09.45 WITA, dengan melontarkan abu vulkanis hingga 4.000 meter dari puncak gunung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, meningkatkan status Gunung Ili Lewotolok menjadi status Siaga (Level III) dari status Waspada (Level II).
Erupsi Gunung Ili Lewotolok pada Minggu pagi ini, merupakan erupsi kedua dalam pekan ini. Erupsi pertama terjadi Jumat 27 November 2020, dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter dari puncak gunung.
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbini dan siaran pers di laman magma.esdm.go.id, menjelaskan, berdasarkan hasil analisis aktivitas Gunung Ili Lewotolok, sejak tanggal 29 November 2020 pukul 13:00 WITA, status Gunung Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Baca Kumpulan Berita Erupsi Gunung Api Di Sini
“Tremor menerus kemudian muncul mulai sekitar 15 menit sebelum erupsi terjadi pada 29 November 2020 pukul 09:45 WITA,” sebut Kasbini.
Dijelaskan, dari data pemantauan, data kegempaan dalam tiga bulan terakhir terekam fluktuatif, kegempaan didominasi oleh gempa vulkanik dalam yang terekam maksimal sebanyak 26 kejadian pada tanggal 14 September 2020, namun relatif menurun dan rata-rata terekam sebanyak 1 hingga 12 kejadian per hari.
Gunung Api Ili Lewotolok mengalami erupsi pertama pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 meter di atas puncak (± 1.923 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.
Baca Berita:
Warga Lembata Panik, Erupsi Gunung Ili Lewotolok Capai Ketinggian 4.000 Meter
Pantau Gunung Merapi dari Udara, BPBD DIY Temukan Longsoran Baru