RIENEWS.COM – Situasi pasca-erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada Jumat sore, 26 Juli 2019, pengelola kawasan wisata telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan, wilayah yang terdampak sekitar radius 500 meter dari kawah. Hingga kini tidak ada informasi mengenai korban jiwa maupun luka-luka serius pasca-letusan.
Namun sejumlah 15 wisatawan terdampak sesak nafas dan dievakuasi menuju Sespim Polri, Lembang.
“Aparat pemerintah telah mengevakuasi pendaki dan pengunjung yang berada di kawasan wisata gunung. Siapapun tidak diperbolehkan untuk menginap di dalam kawasan kawah aktif,” kata Agus Wibowo, Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Jumat malam.
Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Subang dan PVMBG. BPBD provinsi menurunkan tim kaji cepat ke lapangan.
“Masyarakat di sekitar gunung untuk tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak benar. Informasi dapat diakses dari media sosial atau pun website resmi pemerintah, seperti PVMBG, BNPB maupun BPBD, serta memonitor peringatan maupun informasi dari pemerintah daerah atau BPBD setempat,” sebut Agus dalam siaran persnya.
Baca Berita: Letusan Gunung Tangkuban Parahu
Letusan Gunung Tangkuban Parahu bersifat freatik, yaitu berupa semburan lumpur dingin warna hitam dari Kawah Ratu.
PVMBG melansir bahwa sebelumnya pada Oktober 2013, landaan erupsi terjadi hanya di dalam lubang kawah. Di sisi lain, pada 2017, 2018, 2019 pada Juni hingga Juli terpantau gempa uap air atau asap yang diduga dikarenakan berkurangnya air tanah akibat perubahan musim.