RIENEWS.COM – Temuan kasus polio di Sampang, Jawa Timur dan Klaten, Jawa Tengah pada akhir tahun 2023 menimbulkan rasa khawatir masyarakat. Temuan tersebut menjadi tanda polio kembali mengancam kesehatan anak-anak.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta mulai Senin, 15 Januari 2024.
Pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) menargetkan 8,4 juta anak berusia 0- 7 tahun. Rinciannya, Jawa Timur sebanyak 4,4 juta anak, Jawa Tengah 3,9 anak, dan Sleman sebanyak 149 ribu. Pelaksanaan Sub PIN akan dilaksanakan selama 1 pekan, diikuti sweeping selama 5 hari.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dokter Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan Sub PIN Polio menargetkan anak berusia 0 sampai 7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.
“Target cakupan sekurang-kurangnya 95 persen untuk tiap-tiap putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten,” ucap Maxi.
Maxi bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mencanangkan kegiatan Sub PIN Polio di MINU Kapasan Sidoarjo, Jawa Timur. Pencanangan diikuti dengan pemberian imunisasi tetes nOPV2 pada 144 anak.
Dirjen Maxi menjelaskan Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, putaran kedua mulai 19 Februari 2024. Tiap-tiap putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.
Wilayah pemberian imunisasi tambahan adalah seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio. Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan Kabupaten Sleman, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Klaten.
“Kami meminta komitmen seluruh perangkat daerah dalam melaksanakan Sub PIN Polio ini,” tegas Maxi.
Deteksi Dini Polio
Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto meminta pemerintah segera melakukan deteksi dini terhadap infeksi virus Polio agar tidak menyebar luas.
“Puskesmas dan Posyandu bisa dikerahkan untuk menjadi garda depan apabila ada kasus anak lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP). Memang tidak semua kasus lumpuh layu karena polio. Namun dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan,” terang Edy.
Artikel lain
Mekanisme Pilpres Putaran Kedua Bagi Jemaah Haji Perlu Dibahas
RIP Demokrasi, Forum Cik Di Tiro Tabur Bunga di Depan Istana Presiden
Sehari, 3 Kecelakaan KA dengan Mobil di Perlintasan Sebidang